Rabu, 04 Juli 2012

MENULIS CERITA ANAK

                                                            

MENULIS CERITA ANAK
MEMAJANG DAN MEMPUBLIKASIKAN CERITA ANAK
MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Ketrampilan Berbahasa dan Bersastra Indonesia dan Mempublikasikan Atau Memajang Karya Tersebut
Dosen Pengampu : Sukardi

Disusun oleh :
Mukhlishon Addien Perdana              1401411411






PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
                                                 2012                          
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum wr.wb
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat taufik, serta hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini membahas tentang menulis cerita anak, menulis puisi anak dan menulis drama anak. Kegiatan menulis harus ditanamkan sejak dini pada anak, sehingga anak dapat mengekpresikan perasaan dan pikiran secara aktif dan kreatif.
Tiada gading yang tak retak, kami selaku penulis menyadari bahwa makalah kami jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami bersedia menerima saran dan kritik yang membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Wassalamu’alaikum wr.wb




Semarang 15 Maret 2012

Penulis



A.      LATAR BELAKANG
Pada hakikatnya Sastra mengandung eksplorasi mengenai kebenaran kemanusiaan. Sastra juga menawarkan berbagai bentuk kisah yang merangsang pembaca untuk berbuat sesuatu. Apalagi pembacanya adalah anak-anak yang fantasinya baru berkembang dan menerima segala macam cerita terlepas dari cerita itu masuk akal atau tidak. Sebagai karya sastra tentulah berusaha menyampaikan nilai-nilai kemanusiaan, mempertahankan, serta menyebarluaskannya termasuk kepada anak-anak. Seperti pada jenis karya sastra umumnya, sastra anak juga berfungsi sebagai media pendidikan dan hiburan, membentuk kepribadian anak, serta menuntun kecerdasan emosi anak. Pendidikan dalam sastra anak memuat amanat tentang moral, pembentukan kepribadian anak, mengembangkan imajinasi dan kreativitas, serta memberi pengetahuan keterampilan praktis bagi anak.
 Salah satu sastra anak adalah cerita anak, yaitu cerita yang pembacanya khusus ditujukan untuk anak. Sesuai dengan sasaran pembacanya, cerita anak dituntut untuk dikemas dalam bentuk yang berbeda dari cerita orang dewasa hingga dapat diterima anak dan dipahami mereka dengan baik. Cerita anak merupakan pembayangan atau pelukisan kehidupan anak yang imajinatif ke dalam bentuk struktur bahasa anak. Cerita anak merupakan sastra yang ditujukan untuk anak, bukan sastra tentang anak. Sastra atau cerita tentang anak bisa saja isinya tidak sesuai untuk anak-anak, tetapi sastra untuk anak sudah tentu sengaja dan disesuaikan untuk anak-anak selaku pembacanya .
Perkembangan anak akan berjalan wajar dan sesuai dengan periodenya bila disugui bahan bacaan yang sesuai pula. Jadi cerita anak harus menjadi  buku bacaan yang sengaja ditulis untuk dibaca anak-anak. Isi buku tersebut harus sesuai dengan minat dan dunia anak-anak, sesuai dengan tingkat perkembangan emosional dan intelektual anak sehinga melalui cerita anak yang digemari anak-anak maka dapat menanamkan nilai-nilai moral yang baik untuk anak.


B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah itu cerita anak?
2. Unsur apa saja dalam membuat cerita anak?
3. Langkah dan hal penting apa saja yang diperhatikan dalam cerita anak?
4. Bagaimana memajang dan mempublikasikan cerita anak?
5. Apa manfaat cerita anak?

C. TUJUAN
1. Menjelaskan tentang cerita anak
2. Menjelaskan unsure-unsur cerita anak
3. Menjelaskan langkah dan hal penting dalam cerita anak
4. Menjelaskan cara memajang atau mempublikasikan cerita anak
5. Menjelaskan manfaat cerita anak.




MENULIS CERITA ANAK

A.      Pengertian cerita anak

Cerita anak adalah karangan yang menuturkan perbuatan, pengalaman,  kejadian dan sebagainya yang ditujukan untuk anak yang ceritanya sederhana namun kompleks dan komunikatif serta mengandung nilai moral bagi anak.
Beberapa definisi cerita anak menurut pandangan para ahli:
1.      Sarumpaet (203:108) berpendapat cerita anak adalah cerita yang ditulis untuk anak dan berbicara mengenai kehidupan anak dan sekeliling yang mempengaruh anak serta cerita itu hanya dapat dinikmati oleh anak dengan bantuan dan pengarahan orang dewasa.
2.      Puryanto (2008:7) Cerita anak adalah mengandung tema yang mendidik, alurnya lurus dan tidak berbelit-belit, menggunakan setting yang ada di sekitar atau ada di dunia anak, tokoh dan penokohan mengandung peneladanan yang baik, gaya bahasanya mudah dipahami tapi mampu mengembangkan bahasa anak, sudut pandang orang yang tepat, dan imajinasi masih dalam jangkauan anak.
3.      Menurut Hunt (dalam Witakania, 2008) mendefinisikan cerita anak sebagai buku bacaan yang dibaca secara khusus cocok untuk memuaskan sekelompok anggota yang kini disebut anak. Jadi cerita anak adalah buku bacaan yang sengaja ditulis untuk dibaca anak-anak. Isi buku tersebut harus sesuai dengan minat dan dunia anak-anak, sesuai dengan tingkat perkembangan emosional dan intelektual anak, sehingga dapat memuaskan mereka.
4.      Tarigan (1995: 5) mendefinisikan bahwa cerita anak adalah buku yang menempatkan mata anak-anak sebagai pengamat utama, mata anak-anak sebagai fokusnya. Sastra anak adalah sastra yang mencerminkan perasaan dan pengalaman anak-anak masa kini, yang dapat dilihat dan dipahami melalui mata anak-anak.


B.       Unsur cerita anak berdasarkan pandangan Riris K.T. Sarumpaet (2003: 111-121):

1.              Tema
Tema sebuah cerita adalah makna yang tersembunyi. Tema mencakup moral atau pesan/amanat cerita. Tema bagi cerita anak haruslah yang perlu dan baik bagi mereka. Ia harus mampu menerjemahkan kebenaran. Hal penting yang perlu kita perhatikan juga, bahwa tema jangan mengalahkan alur dan tokoh-tokoh cerita. Tentu saja buku yang ditulis dengan baik akan menyampaikan pesan moral, tetapi juga harus bercerita tentang sesuatu, dari mana pesan itu mengalir. Dengan cara itu, tema disampaikan kepada anak secara tersamar. Jadi, jika nilai moral hendak disampaikan pada anak, tema harus tersusun dalam bahan cerita yang kuat. Dengan demikian, anak dapat membangun pengertian baik atau buruk tanpa merasa diindoktrinasi.
2.              Tokoh
Tokoh adalah “pemain” dari sebuah cerita. Tokoh yang digambarkan secara baik dapat menjadi teman, tokoh identifikasi, atau bahkan menjadi orang tua sementara bagi pembaca. Peristiwa tidak akan menarik bagi anak, jika tokoh yang digambarkan dalam cerita tidak mereka gandrungi. Hal penting dalam memahami tokoh adalah penokohan yang berkaitan dengan cara penulis dalam membantu pembaca untuk mengenal tokoh tersebut. Hal ini terlihat dari penggambaran secara fisik tokoh serta kepribadiannya. Aspek lain adalah perkembangan tokoh. Perkembangan tokoh menunjuk pada perubahan baik atau buruk yang dijalani tokoh dalam cerita-cerita.
3.              Latar
Latar waktu dan tempat pada cerita anak harus mudah difahami oleh anak, karena anak masih cenderung rumit membayangkan masa lampau dan masa yang akan datar. Setting tempat juga harus disesuaikan dengan daya fikir anak seperti yang ada dikeliling anak sehingga anak dengan mudah memahaminya.
4.              Gaya Bahasa
Bagaimana penulis mengisahkan dalam tulisan itulah yang disebut dengan gaya. Aspek yang digunakan untuk menelaah gaya dalam sebuah cerita fiksi adalah pilihan kata. Apakah panjang atau pendek, biasa atau tidak, membosankan atau menggairahkan. Kata-kata yang digunakan haruslah tepat dengan cerita itu. Karena kita tahu bahwa pilihan kata akan menimbulkan efek tertentu seperti masalah kalimat. Kalimat dalam cerita anak-anak haruslah lugas, tidak bertele-tele, dan tidak harus menggunakan kalimat tunggal. Kita bisa menggunakan kalimat kompleks asalkan logis dan langsung mengarah kepada apa yang ingin disampaikan.    
5.              Alur
Dalam cerita fiksi kita tahu bahwa bangun yang menentukan atau mendasarinya adalah alur. Alurlah yang menentukan sebuah cerita menarik atau tidak. Dan hal penting dari alur ini adalah konflik. Karena konfliklah yang menggerakkan sebuah cerita. Konflik pula yang bisa menyebabkan seseorang menangis, tertawa, marah, senang, jengkel ketika membaca sebuah cerita. Alur cerita anak biasanya dirancang secara kronologis, yang menaungi periode tertentu dan menghubungkan peristiwa-peristiwa dalam periode tertentu. Alur lain yang digunakan adalah sorot balik. Alur sorot balik digunakan penulis untuk menginformasikan peristiwa yang telah terjadi sebelumnya. Biasanya alur sorot balik ini dijumpai pada bacaan anak yang lebih tua dan biasanya akan membingungkan anak-anak di bawah usia sembilan tahun.


6.              Amanat
Cerita anak harus mengandung pesan moral yang baik seperti pesan seperti kasih sayang, kepedulian, kejujuran,, ketegaran, kesabaran, kepercayaan sehingga akan membentuk karakter dan pribadi anak.
7.              Langkah dan hal penting yang harus diperhatikan dalam menulis cerita anak:
a.    Langkah-langkah menulis cerita anak:
1.      Mencari dan menentukan topik pembicaraan,
2.      Menyusunpokok-pokok cerita
3.      Mengembangkan cerita
4.      Merevisi cerita.
5.      pemberian judul dapat dilakukan diawal maupun akhir pembuatan cerita.
b.    Hal-hal yang diperhatikan dalam menulis cerita anak secara umum :
1.      Pilihlah kata-kata sederhana atau kalimat tunggal
2.      Hindarkan penggunaan kata-kata asing
3.      Hindarkan  bahasa yang mengumpat, kasar, sadis dan jorok
4.      Tema cerita  jangan terlalu besar, sajikan yang hanya dapat diterima oleh nalar anak-anak.
8.               Memajang atau mempublikasian cerita anak
Kedudukan penulis, dalam hal ini penulis cerita anak, sangatlah sentral. Hal ini disebabkan karena penulislah yang menulis, menerbitkan, menjual, memilih, membeli, dan menyampaikan kepada anak. Seorang penulis, baik karya fiksi atau nonfiksi, pada umumnya harus bertanggung jawab akan tulisannya. Pendapat, gagasan, pemikiran, dan perasaannya harus bermanfaat bagi orang lain. Cerita anak harus membantu daya imajinasi anak, juga membantu daya kreativitas mereka.


Cerita anak dapat dipublikasikan melalui:
1.    Video cerita anak
2.    Buku komik
3.    Buku bacaan bergambar

9.      Manfaat cerita anak
1.      Mengasah daya fikir, kreatifitas dan imajinatif
Anak dapat membentuk visualisasi sendiri melalui ceriata yang dia dengarkan. Lama kelamaan akan memancing daya kreatifitas mereka seperti mengungkapkan isi hati dan fikiran dengan kata-kata lisan maupun tulisan dan dia akan memiliki banyak kosa kata.
2.      Media untuk menanamkan nilai dan etika
Berbagai nilai kejujuran dan rendah hati kerja keras hingga empati dan kebiasaan sehari-hari dapat dengan mudah diserap melalui cerita. Didalam cerita tidak memerintah ataupun menggurui sebaliknya didalam tokoh cerita diharapkan menjadi teladan bagi anak.
3.      Cerita dapat sebagai multiple intelligences
Melalui cerita jendela cakrawala cerita anak akan menjadi lebih baik, kritis dan cerdas. Anak juga dapat memahami hal mana yang perlu ditiru dan yang tidak boleh ditiru.
Hal ini mempermudah mereka dalam mensosialisasikan diri dan menempatkan diri ditenggah-tenggah masyarakat.
4.      Sebagai langkah awal untuk menumbuhkan mnat baca anak
Setelah tertarik membaca buku yang sering mereka baca maka mereka akan meluaskan bacaannya pada buku-buku pelajaran.
5.      Mengembangkan kecerdasan emosi dan spiritual
Kecerdasan emosi adalah kemampuan anak untuk menyikapi keadaan, baik tekanan maupun perilaku dari luar, seperti bagaimana menerima kekalahan dengan baik atau apa yang mesti dilakukan ketika kesal atau marah.

DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, Henry Guntur. 1995. Dasar-dasar Psikosastra. Bandung: Angkasa.

Puryanto, Edi. 2008. Konsumsi Anak dalam Teks Sastra di Sekolah. Makalah dalam Konferensi Internasional Kesusastraan XIX HISKI.

Sarumpaet, Riris K. Toha. 2003. Struktur Bacaan Anak, dalam “Teknik Menulis Cerita Anak”. Yogyakarta: Pink Books, Pusbuk, dan Taman Melati

2 komentar:

  1. terimakasih informasinya sangat bermanfaat untuk menulis cerita dongeng

    BalasHapus
  2. saya mau bertanya.. apa manfaat cerita romantis dan cerita mitos bagi anak-anak

    BalasHapus